Jumat, 30 April 2010

Are You Happy with Your Life (and Your Job) Now?

Hidup pada akhirnya memang selalu penuh dengan tikungan. Ada
kalanya kita berada pada parade keberhasilan yang membuat kita
mabuk dalam ekstase keriangan. Ada pula saat ketika kita terpeleset,
terpelanting dan terpuruk dalam segores duka. Toh dalam lingkaran
jatuh dan bangun itu, hidup harus terus dijalankan. Kita terus
berproses dan bertumbuh “menjadi manusia”. Becoming a true person,
demikian Erich Fromm pernah berujar dalam risalahnya yang terkenal
itu, On Being Human.
Namun mungkin ada kalanya kita perlu berhenti sejenak, mengambil
rehat, dan melakukan kontemplasi. Sekarang tataplah screen (layar)
laptop atau komputer Anda. Lihatlah screen yang ada di depan Anda
ini sebagai sebuah cermin…..lalu bayangkanlah, kira-kira lima tahun
dari sekarang, potret apa yang tergambar dalam layar di depan Anda
ini.
Apakah yang tergambar dalam bayangan itu adalah figur Anda sebagai
seorang saudagar sukses dengan omzet bisnis ratusan juta per bulan,
dengan sebuah apartemen indah di Dharmawangsa Residence? Atau
yang muncul adalah gambaran Anda sebagai seorang manajer sukses
bergaji 30 juta perbulan, dengan sebuah SUV nongkrong di garasi
rumah? Atau yang justru tergambar di layar adalah gambaran Anda
sebagai seorang guru mengaji di sebuah surau kecil di kampung
halaman Anda, nun jauh disana, di sebuah kampung dimana segenap
ambisi materi dan duniawi menjadi lenyap, karena disitu yang ada
hanyalah “keheningan, kedamaian dan kebersahajaan”?
www.strategimanajemen.net 45
Saya tak tahu. Sungguh saya tak tahu apa yang dalam imajinasi Anda
tentang masa depan hidup yang ingin Anda ukir. Namun apapun
pilihan hidup masa depan Anda, barangkali tetap tersisa satu hal yang
layak dicatat : pilihan itu sebaiknyalah didasari oleh passion Anda. Ya,
passion. Atau gairah yang membuncah. Atau rajutan tekad yang
menghujam di hati.
Life is too short my friends, and you know what, setelah itu kita semua
akan mati. Sebab itu, mungkin yang tersisa adalah sejumput kesiasian
jika sepanjang hidup, kita hanya melakoni pekerjaan yang full of
bullshit. Dan bukan menekuni pekerjaan yang menjadi passion kita,
tempat dimana kita bisa mereguk secangkir kebahagiaan sejati……
Tempat dimana kita selalu tak sabar menunggu hari esok tiba –
karena setiap hari selalu dihiasi oleh “the beauty of meaningful work
and life”. Jadi adakah hidup dan pekerjaan yang Anda lakoni sekarang
sudah benar-benar menjadi passion Anda? Adakah Anda telah
menemukan secercah embun kebahagiaan dalam segenap hidup dan
pekerjaan Anda?
Lalu, setelah passion, barangkali ada dua elemen kunci yang juga
layak di-stabilo : persistensi dan determinasi. Kalaulah Anda sudah
menemukan tujuan hidup dan pekerjaan yang menjadi passion Anda,
maka kejarlah impian Anda dengan persisten : dengan kegigihan,
dengan keuletan dan dengan ketekunan. Kita tahu, banyak orang
membentur kisah kegagalan bukan karena mereka bodoh atau tak
punya bakat. Bukan itu. Mereka gagal karena menyerah di tengah
jalan. Quit. Berhenti dan tak mau meneruskan lagi upayanya dengan
gigih.
Kita semua pasti pernah mengalami kegagalan. Namun bukan berarti
ini mesti membuat kita berhenti dan menyerah kalah. Orang bijak
belajar dari kesalahan dan kegagalan yang mereka lakukan, dan
www.strategimanajemen.net 46
kemudian berproses untuk kembali menemukan jalur pencapaian
tujuan hidup mereka. Ditengah tantangan yang terus mengerang dan
jalan kehidupan yang terjal penuh tikungan, mereka terus
menderapkan kaki : sebab mereka percaya pada akhirnya, cahaya
keberhasilan itu pelan-pelan bisa dinyalakan. Mereka terus berjuang
dengan persisten. Dengan penuh passion. “And we’ll keep on fighting
till the end……”, begitu paman Freddy “Queen” Mercury pernah
berdendang.
Setelah passion dan persistensi, maka elemen terakhir yang juga
harus dipeluk erat adalah ini : determinasi. Atau komitmen yang
menggumpal. Atau dedikasi yang terus mengalir. Atau selalu fokus
pada satu tujuan akhir yang jelas. Orang yang punya determinasi
selalu percaya bahwa they create their own destiny (tentu dengan
restu dari Yang Diatas). Mereka selalu percaya bahwa merekalah yang
paling bertanggungjawab untuk merajut masa depan dan nasib hidup
mereka sendiri. Bukan orang lain.
Orang yang memiliki determinasi karenanya, tak pernah mau
menyalahkan orang atau pihak lain manakala dihadang oleh segumpal
tantangan hidup. Mereka lebih suka selalu menelisik akar masalah dan
lalu mencoba mengukir solusi untuk menghadapi tantangan yang
menghadang. Mereka juga enggan mengeluh ketika dihantam oleh
berderet problem kehidupan dan beban pekerjaan yang kian
menggurita. Sebab mereka percaya, mengeluh hanyalah layak untuk
para pecundang. Dan sungguh, mereka tak pernah mau disebut
sebagai para pecundang.
Itulah tiga elemen – yakni passion, persistensi dan determinasi – yang
mungkin mesti kita dekap dengan penuh kesungguhan kala kita ingin
merengkuh jejak kebahagiaan dalam sejarah hidup kita yang amat
pendek ini. Yang pertama, temukan passion, kegairahan sejati dalam
www.strategimanajemen.net 47
jejak hidup yang ingin Anda tapaki. Lalu, bergeraklah, bergeraklah
dengan penuh persistensi. Dengan spirit kegigihan yang terus
berpendar. Kemudian jalani itu semua dengan nyala determinasi yang
menggumpal.
Selamat berjuang, kawan !! Selamat berjuang merengkuh kebahagian
hakiki dalam hidup dan pekerjaan Anda. Salam, doa dan peluk hangat
dari saya untuk keberhasilan Anda semua….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar