Jumat, 30 April 2010

Law of Attraction : You Can If You THINK You Can (Bagian 1)

You can if you think you can. Kalimat sakti yang pernah menjadi judul
buku legendaris karangan Norman Vincent Peale ini sepertinya hendak
memberikan satu pesan yang jelas : jika Anda senantiasa berpikir
positif, selalu merajut “mentalitas bisa” (can do attitude), dan
senantiasa membayangkan masa depan dengan gelegak optimisme,
maka percayalah, hidup Anda pada akhirnya benar-benar akan basah
kuyup dalam nirvana keberhasilan dan kebahagiaan.
Dan persis seperti itulah spirit yang dikandung oleh Law of Attraction
(LOA) – sebuah aliran keyakinan yang kini tengah digandrungi
dimana-mana. Maka simaklah petikan kalimat-kalimat berikut ini.
Rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik menarik. Hukum tarik
menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Ketika
Anda membayangkan pikiran-pikiran, maka pikiran-pikiran itu dikirim
ke Semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal
yang serupa, dan lalu dikembalikan pada sumbernya, yakni Anda.
(dikutip secara bebas dari buku The Secret karangan Rhonda Byrne).
Dengan kata lain, jika Anda selalu membayangkan pikiran yang negatif
– kecewa, gagal, marah, selalu menyalahkan orang lain, frustasi, ragu,
merasa selalu kekurangan – maka gelombang pikiran itu akan
memantul ke semesta, menarik pikiran-pikiran negatif yang serupa,
dan lalu mengirim balik secara powerful kepada sumbernya, yakni
Anda. Lingkaran kelam negativisme ini perlahan namun pasti akan
membawa kita dalam lorong gelap tak berujung.
Dalam lorong gelap itulah, benih-benih spirit optimisme, raungan
keyakinan untuk mencengkram keberhasilan, dan daya juang untuk
www.strategimanajemen.net 49
merajut imajinasi positif, menjadi hilang tak berbekas. Hidup yang
nyata pada akhirnya akan berujung pada nyanyi bisu keterpurukan.
Itulah mengapa sebagian orang lalu memberi saran agar kita menjaga
jarak dari lingkungan yang hanya menerbarkan energi kelam
negativisme. Toh sialnya, setiap hari rasanya kita selalu disergap
dengan energi negatif ini. Di jalanan tiap pagi kita disergap kemacetan
yang melentik kita untuk segera mengeluarkan kemarahan dan
umpatan menyalahkan pihak lain. Di kantor, kita acap menatap wajahwajah
sayu yang melakoni pekerjaannya dengan semangat yang kian
sempoyongan. Di sudut lain kita juga tak jarang menemui sang
complainer, yang kerjanya tiap hari hanya mengeluh : mengeluh bosnya
tidak adil-lah, mengeluh mengapa karirnya tak naik-naik-lah, atau
mengeluh mengapa kopi yang disajikan office boy rasanya terlalu
pahit……..
Dan aha, ketika kita pulang ke rumah, dan sejenak membaca berita di
koran serta melihat acara talk show di televisi, duh mengapa isinya
selalu sarat dengan negative news dan gambaran pesimisme yang
kelam. Pengamat yang satu mengkritik ini, pengamat yang lain
menyalahkan itu. Pengamat yang lainnya lagi memberikan gambaran
masa depan bangsa yang seolah-olah akan jatuh dalam kegelapan
abadi. (Fakta ini membuat teman saya pernah memberi saran pada
saya agar BERHENTI total untuk membaca koran dan menonton
televisi. Kenapa, tanya saya. Jawabnya lugas : berita dan komentarkomentar
kelam yang muncul di televisi dan koran hanya akan
membunuh imajinasi dan harapan Anda tentang masa depan yang
lebih baik !!).
Begitulah. Ketika segenap partikel udara telah dipenuhi dengan energi
negative, dan ketika berderet narasi tentang masa depan yang muram
www.strategimanajemen.net 50
selalu menari dihadapan kita, maka apa yang sesungguhnya mesti kita
lakukan?
Kita tentu tak boleh membiarkan diri kita larut didalamnya, sebab itu
artinya hanya akan membuat kita terpelanting dalam kubangan nasib
yang penuh ratapan dan sembilu kepedihan yang tak berujung.
“Anda tak dapat menolong dunia dengan berfokus pada hal-hal negatif.
Ketika Anda berfokus pada peristiwa-peristiwa negatif, maka Anda
bukan saja menambahnya, namun juga mendatangkan lebih banyak
hal negatif ke dalam hidup Anda sendiri,” demikian untuk mengutip
kembali ungkapan Rhonda Byrne.
Jadi bagaimana dong? Saya akan mencoba mengeksplorasi butiranbutiran
jawabannya dalam tulisan seri berikutnya (Anda bisa
membacanya di bagian berikut). Untuk sementara, silakan kembali
mereguk kopi hangat yang sudah ada di meja Anda. Seruputlah kopi
itu pelan-pelan, sambil berbisik dalam hati : life is good….yeah, life is
good.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar