Jumat, 30 April 2010

Taman Impian Itu Bernama Learning Organization

Ketika ‘learning organization’ telah menjelmakan dirinya dalam wujud
yang sempurna, maka ia ibarat sebuah taman impian. Itulah taman
dimana semua penghuninya terangsang untuk terus menerus belajar,
dan dengan penuh semangat saling berbagi pengetahuan serta
pengalaman. Sebuah taman dimana semua anggotanya dinaungi spirit
keriangan untuk selalu mempersembahkan karya terbaik.
Lalu, apa itu learning organization atau organisasi pembelajar ? Secara
general, konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu
organisasi untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran (self
learning) – sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir
dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul.
Dalam konteks riil, tema tentang learning organization ini diyakini
telah menjadi satu jurus jitu untuk berkelit dari kekalahan persaingan
bisnis. Kita misalnya, melihat dari kasus Microsoft dalam merespon
penemuan teknologi internet pada pertengahan tahun 90-an lalu.
Harus diakui, saat itu Microsoft nyaris terpelanting lantaran terlambat
menyadari pentingnya teknologi internet. Di awal-awal lahirnya
internet, hampir semua orang melakukan browsing internet dengan
piranti lunak bermerk Netscape yang bukan buatan Microsoft – dan ini
membuat perusahaan teknologi raksasa ini seperti tersisih dipinggir
jalan. Beruntung, para petinggi Microsoft segera menyadari kekeliruan
prediksi mereka – dan detik itu juga mereka melakukan konsolidasi
internal untuk secepatnya membuat piranti lunak buat menyaingi
produk Netscape. Kini, beberapa tahun kemudian, kita mungkin lebih
mengenal dan lebih sering berselancar ke internet dengan
www.strategimanajemen.net 35
menggunakan produk buatan Microsoft yang bermerk Microsoft
Explorer.
Contoh diatas memberikan ilustrasi betapa tanpa proses pembelajaran
yang cepat, mungkin Microsoft akan terus tertinggal dan tergilas oleh
arus perubahan yang berlangsung. Beruntung, mereka memiliki
learning infrastructure dan learning culture yang solid, sehingga dapat
segera bertindak dan berpikir secara cepat untuk merespon perubahan
bisnis yang ada.
Ilustrasi lainnya datang dari Nokia, pemimpin industri ponsel dengan
pangsa pasar global sebesar hampir 40 %. Saat ini, mereka
dihadapkan pada masalah pertumbuhan penjualan ponselnya yang
secara global mengalami stagnasi. Untuk mengatasi masalah ini, para
petingginya berpikir bahwa mereka harus mengeluarkan produk
inovatif berupa kombinasi antara telpon selular dengan kemampuan
multi-media (gabungan antara ponsel, mini-laptop, digital music, video,
game, dll). Persoalannya, dalam produk inovatif ini, Nokia harus
berhadapan dengan teknologi baru yang mungkin selama ini tidak
mereka kuasai secara fasih seperti halnya mereka menguasai
teknologi ponsel. Seberapa jauh Nokia akan berhasil dalam memasuki
medan baru itu, akan amat bergantung pada sejauh mana learning
capacity yang dimiliki oleh mereka.
Pertanyaannya kemudian adalah apa yang mesti dilakukan untuk
membangun learning organization yang tangguh? Dalam hal ini,
langkah pertama yang mungkin mesti dilakukan adalah dengan
membangun iklim dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini
penting sebab proses pembelajaran tidak akan pernah bisa
berlangsung jika tidak ada komitmen yang kokoh diantara para
karyawan – apapun levelnya – untuk bertukar gagasan dan
pengetahuan, baik secara formal maupun melalui proses informal
www.strategimanajemen.net 36
learning. Proses informal learning ini layak disebut, sebab berdasar
riset, kegiatan ini memiliki peran yang amat signifikan dalam
mengembangkan kemampuan belajar organisasi – dan bahkan acap
lebih efektif dibanding proses formal learning melalui kegiatan
semacam in-class training.
Penumbuhkan iklim learning itu juga mesti dibarengi dengan
penciptaan mekanisme atau infrastruktur yang bisa mendorong agar
kegiatan proses learning diantara para karyawan bisa berlangsung
lebih terpadu. Disini, peran knowledge management menjadi amat
kritikal; sebab melalui mekanisme inilah proses pembelajaran dan
akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara segenap karyawan bisa
dikelola secara efektif dan didesain agar selaras dengan arah strategi
perusahaan.
Tentu saja, proses penumbuhan learning organization yang solid tak
bisa hanya berlangsung semalam. Tapi jika ia mampu benar-benar
diwujudkan, maka fantasi tentang hadirnya tampan impian bisa
menjadi menjadi kenyataan. Itulah taman dimana setiap individu bisa
terus belajar, bergerak membangun peradaban yang agung nan mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar